Pesawat jatuh di Air Show Bandung sehabis bermanuver rendah di acara Bandung Air Show, Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (29/9/2012) sekitar pukul 11.40 WIB.
Menurut Rahmat Sembiring, saksi mata yang diwawancarai TVOne, mengatakan, setelah bermanuver pesawat tidak naik kembali ke udara. Kemudian tiba-tiba saja muncul asap hitam.
"Sehabis terbang rendah, dia tidak muncul-muncul lagi. Tiba-tiba ada asap hitam dari balik gedung," kata Rahmat, Sabtu.
Di lokasi kejadian terlihat ambulans dan mobil pemadam kebakaran. Pesawat yang jatuh disebut-sebut Extra 3000 buatan Indonesia. Mengenai adanya korban dan penyebab jatuhnya pesawat belum diketahui.
Menurut Rahmat Sembiring, saksi mata yang diwawancarai TVOne, mengatakan, setelah bermanuver pesawat tidak naik kembali ke udara. Kemudian tiba-tiba saja muncul asap hitam.
"Sehabis terbang rendah, dia tidak muncul-muncul lagi. Tiba-tiba ada asap hitam dari balik gedung," kata Rahmat, Sabtu.
Di lokasi kejadian terlihat ambulans dan mobil pemadam kebakaran. Pesawat yang jatuh disebut-sebut Extra 3000 buatan Indonesia. Mengenai adanya korban dan penyebab jatuhnya pesawat belum diketahui.
Dua pilot pesawat aerobatik Marsekal Madya (Purn) Norman dan Tony dilaporkan tewas seketika setelah jatuh saat tengah bermanuver di acara Bandung Airshow di Landasan Udara Husein Sastranegara, Bandung.
"Pesawat jatuh saat melakukan manuver dan menabrak bagunan kantor di kompleks Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara," kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, saat dihubungi, Sabtu, 29 September 2012.
Menurut Bambang, pesawat jatuh pada pukul 11.37. Kedua pilot tengah menerbangkan pesawat aerobatik Fasida tipe AS 202 B. Pesawat jatuh di luar bandar udara, tepatnya di area gedung PT Dirgantara Indonesia.
Untuk sementara, Bandara Husein Sastranegara ditutup. Pesawat dilarang mendarat maupun lepas landas selama satu jam. "Sementara akan dilakukan penanganan dan pemadaman," kata Bambang.
Menurut Bambang, pesawat jatuh pada pukul 11.37. Kedua pilot tengah menerbangkan pesawat aerobatik Fasida tipe AS 202 B. Pesawat jatuh di luar bandar udara, tepatnya di area gedung PT Dirgantara Indonesia.
Untuk sementara, Bandara Husein Sastranegara ditutup. Pesawat dilarang mendarat maupun lepas landas selama satu jam. "Sementara akan dilakukan penanganan dan pemadaman," kata Bambang.
Pesawat Bravo AS 202 |
Data Spesifikasi Pesawat Bravo AS-202
Manufaktur
|
Dirancang dan diproduksi perusahaan dari Swiss Flug und Fahrzeugwerke Altenrhein (FFA)
|
Kapasitas
|
2 Penumpang
|
Panjang badan pesawat
|
6.65 m
|
Ukuran Sayap
|
9.8 m
|
Tinggi pesawat
|
2.51 m
|
Berat kosong
|
486 kg
|
Berat maksimal saat lepas landas
|
852 kg
|
Berat maksimal saat mendarat
|
1.050 kg
|
Mesin
|
1 × Lycoming O-235-C2A 4-cylinder air-cooled horizontally-opposed piston engine, 86 kW (115 hp) -- Waloetz
|
Kecepatan Maksimum
|
227 km/jam
|
Kecepatan Jelajah
|
211 km/jam
|
Kecepatan Menanjak
|
3.66 m/detik
|
Ketahanan
|
4,5 jam
|
Data Kecelakaan Pesawat Bravo di Indonesia
13 Januari 1995
Lanud Halim Perdana Kusuma.
|
Dua orang tewas dalam kecelakaan jatuhnya pesawat Bravo AS 202.
|
8 Februari 2005
Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman
|
Pesawat Bravo dengan nomor LM 2035 jatuh menimpa rumah warga. Kecelakaan tersebut menewaskan seorang kru, Mayor Wahyu Widodo.
|
4 Mei 2005
Lanud Adi Sumarmo, Solo.
|
Pesawat latih AS-202 Bravo, Skadron Pendidikan 401 Yogyakarta jatuh di Lanud Adi Sumarmo, Solo. Tidak ada korban dalam insiden ini.
|
17 September 2009
Desa Jati, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
|
Pesawat Bravo AS-202 jatuh di areal persawahan Desa Jati. Pesawat latih TNI AU ini lepas landas dari Lanud Adi Sumarno, Surakarta untuk melakukan latihan.
|
29 September 2012
Bandara Husein Sastranegara
|
Pesawat Bravo AS-202 milik Federasi Aerosport Indonesia (FASI) jatuh saat bermanuver dalam acara Bandung Air Show, sekira pukul 11.30 WIB. Dua orang awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.
|
Referensi : Kompas, Tempo
0 komentar:
Posting Komentar