Korek api, meskipun kecil manfaatnya sungguh luar biasa. Dengan bantuan benda kecil inilah kita bisa membuat api.
Tahukah kamu????
"Kalau jaman dahulu korek api dibuat dari urine (air kencing) ?"
"Mengapa korek bisa membuat api ?"
Korek api memang murah. Satu kotak berukuran kecil harganya berkisar tigaratus sampai lima ratus rupiah. Tetapi, benda kecil itu berguna sekali, lho. Kalau nggak percaya, coba kamu sembunyikan korek api punya papa di meja deket rokoknya, atau korek api punya mama yg ada di dapur. Hmft, dijamin urusan jadi runyam, ya nggak?
Jika mendengar kata korek api, salah satu benda yang terlintas di kepala adalah rokok. Karena korek api memang identik dengan yang namanya rokok. Makanya, Papa pasti kebingungan tuh kalou korek apinya nggak ada di tempatnya.
Korek api sebenarnya fenomena yang biasa. Ada ribuan zat kimia yang bila dicampurkan menimbulkan api. Jadinya, korek api bisa dibuat dari berbagai macam zat kimia. Tetapi, tak semua zat kimia bersifat aman. Ada zat kimia yang bila dicampurkan menimbulkan letupan, api yang besar, bahkan ledakan. Jadi korek api harus dibuat dari zat yang aman, yang hanya menimbulkan api kecil.
Korek api terdiri atas dua bagian. Yang pertama, kotak kertas yang memiliki dua “permukaan gesek” di kedua sisinya. Berikutnya adalah batang korek api yang memiliki ”penthol”.
Permukaan gesek korek api merupakan kertas yang dilapisi pasir, fosfor merah dan serbuk kaca. Kemudian bagian ”penthol” berupa kayu yang dilapisi serbuk kaca dan sulfur. Kedua zat kimia itu, sulfur dan fosfor merah jika digesekkan akan menimbulkan nyala api. Serbuk kaca berguna untuk meningkatkan suhu dan memicu api.
Jika kamu membutuhkan api, apakah kamu menggesekan batang kayu keceil ke geretan? barangkali tidak. Sebagain besar manusia menggunakan lighter atau korek api untuk menyalakan api. Banyak zat kimia yang jika berekasi kimia akan menimbulkan percikan api. Tetapi, korek api menggunakan bahan kimia yang relatif aman karena tidak menimbulkan ledakan.
Korek api pertama ditemukan pada 31 Desember 1827 oleh John Walker, seorang ahli obat-obatan Inggris. Namun, sejarahnya cukup panjang juga lho, Mau tau??
Inilah sejarah korek api
1669 Hennig Brandt atau Dr Teutonicus
Brandt adalah ahli kimia asal Hamburg, Jerman yang menemukan zat kimia yang bernama fosfor. Ia menyarikan lemak dari urine (air seni) dengan cara merebusnya. Kemudian terbentuk lilin putih yang berkilauan di tempat gelap. Benda tersebut adalah fosfor.
Brandt berusaha merahasiakan penemuan fosfor tersebut, tetapi kemudian menjualnya ke ahli kimia Jerman, Krafft yang kemudian membawanya ke berbagai negara di Eropa.
1680 Robert Boyle
Boyle melapisi sepotong kertas dengan fosfor. Kemudian menggesekkan kayu yang dilapisi sulfur. Ternyata, muncul percikan api. Sejarah penemuan korek api telah dimulai, tetapi karena belum ditemukan cara memproduksi sulfur dalam jumlah besar sehingga produksi korek api juga belum berkembang.
1826 John Walker, Samuel Jones
Nah, ini dia penemu korek api yang sebenarnya. John Walker secara tak sengaja menemukan korek api yang terbuat dari logam putih antimony sulfida dan dicampur dengan zat kimia potassium chlorate, getah pohon, serta kanji. Dia menggunakan kayu untuk mencampurkan zat-zat kimia tersebut, kemudian timbul api yang membakar kayu. Walker tidak mempatenkan penemuannya itu. Ia malah memamerkannya ke hadapan orang banyak sehingga banyak yang meniru. Salah satunya seorang ilmuwan bernama Samuel Jones yang kemudian mendirikan pabrik korek api bernama Lucifers. Korek api itu dijual di Amerika Serikat bagian selatan dan timur.
1892 Pursey
Pursey menemukan kotak korek api. |Dia membuat kotak korek api yang diisi 50 batang korek. Korek ini lebih praktis dan bisa dibawa-bawa.
1910 Perusahaan korek api Diamond
Pada saat itu pemerintah dunia melarang pengunaan fosfor putih sebagai bahan pembuat korek api karena beracun. Kemudian perusahaan korek api Diamond mempatenkan korek api dari sulfur yang tidak beracun. Paten diterima 28 Januari 1911.
Wlaupun, sekarang pemantik gas lebih banyak digunakan di dunia, namun korek api dari bahan sulfur masih digunakan. Sekarang saja, perusahaan korek api Diamond memproduksi lebih dari 12 triliun korek api pertahun. Dan diperkirakan, sekitar 500 trilyun korek api diproduksi di Amerika setiap tahunnya.
Itu dia kisah panjang Sang Korek Api. Yups, semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Waloetz.com
Tahukah kamu????
"Kalau jaman dahulu korek api dibuat dari urine (air kencing) ?"
"Mengapa korek bisa membuat api ?"
Korek api memang murah. Satu kotak berukuran kecil harganya berkisar tigaratus sampai lima ratus rupiah. Tetapi, benda kecil itu berguna sekali, lho. Kalau nggak percaya, coba kamu sembunyikan korek api punya papa di meja deket rokoknya, atau korek api punya mama yg ada di dapur. Hmft, dijamin urusan jadi runyam, ya nggak?
Jika mendengar kata korek api, salah satu benda yang terlintas di kepala adalah rokok. Karena korek api memang identik dengan yang namanya rokok. Makanya, Papa pasti kebingungan tuh kalou korek apinya nggak ada di tempatnya.
Korek api sebenarnya fenomena yang biasa. Ada ribuan zat kimia yang bila dicampurkan menimbulkan api. Jadinya, korek api bisa dibuat dari berbagai macam zat kimia. Tetapi, tak semua zat kimia bersifat aman. Ada zat kimia yang bila dicampurkan menimbulkan letupan, api yang besar, bahkan ledakan. Jadi korek api harus dibuat dari zat yang aman, yang hanya menimbulkan api kecil.
Korek api terdiri atas dua bagian. Yang pertama, kotak kertas yang memiliki dua “permukaan gesek” di kedua sisinya. Berikutnya adalah batang korek api yang memiliki ”penthol”.
Permukaan gesek korek api merupakan kertas yang dilapisi pasir, fosfor merah dan serbuk kaca. Kemudian bagian ”penthol” berupa kayu yang dilapisi serbuk kaca dan sulfur. Kedua zat kimia itu, sulfur dan fosfor merah jika digesekkan akan menimbulkan nyala api. Serbuk kaca berguna untuk meningkatkan suhu dan memicu api.
Jika kamu membutuhkan api, apakah kamu menggesekan batang kayu keceil ke geretan? barangkali tidak. Sebagain besar manusia menggunakan lighter atau korek api untuk menyalakan api. Banyak zat kimia yang jika berekasi kimia akan menimbulkan percikan api. Tetapi, korek api menggunakan bahan kimia yang relatif aman karena tidak menimbulkan ledakan.
Korek api pertama ditemukan pada 31 Desember 1827 oleh John Walker, seorang ahli obat-obatan Inggris. Namun, sejarahnya cukup panjang juga lho, Mau tau??
Inilah sejarah korek api
1669 Hennig Brandt atau Dr Teutonicus
Brandt adalah ahli kimia asal Hamburg, Jerman yang menemukan zat kimia yang bernama fosfor. Ia menyarikan lemak dari urine (air seni) dengan cara merebusnya. Kemudian terbentuk lilin putih yang berkilauan di tempat gelap. Benda tersebut adalah fosfor.
Brandt berusaha merahasiakan penemuan fosfor tersebut, tetapi kemudian menjualnya ke ahli kimia Jerman, Krafft yang kemudian membawanya ke berbagai negara di Eropa.
Hennig Brandt |
1680 Robert Boyle
Boyle melapisi sepotong kertas dengan fosfor. Kemudian menggesekkan kayu yang dilapisi sulfur. Ternyata, muncul percikan api. Sejarah penemuan korek api telah dimulai, tetapi karena belum ditemukan cara memproduksi sulfur dalam jumlah besar sehingga produksi korek api juga belum berkembang.
1826 John Walker, Samuel Jones
Nah, ini dia penemu korek api yang sebenarnya. John Walker secara tak sengaja menemukan korek api yang terbuat dari logam putih antimony sulfida dan dicampur dengan zat kimia potassium chlorate, getah pohon, serta kanji. Dia menggunakan kayu untuk mencampurkan zat-zat kimia tersebut, kemudian timbul api yang membakar kayu. Walker tidak mempatenkan penemuannya itu. Ia malah memamerkannya ke hadapan orang banyak sehingga banyak yang meniru. Salah satunya seorang ilmuwan bernama Samuel Jones yang kemudian mendirikan pabrik korek api bernama Lucifers. Korek api itu dijual di Amerika Serikat bagian selatan dan timur.
1892 Pursey
Pursey menemukan kotak korek api. |Dia membuat kotak korek api yang diisi 50 batang korek. Korek ini lebih praktis dan bisa dibawa-bawa.
1910 Perusahaan korek api Diamond
Pada saat itu pemerintah dunia melarang pengunaan fosfor putih sebagai bahan pembuat korek api karena beracun. Kemudian perusahaan korek api Diamond mempatenkan korek api dari sulfur yang tidak beracun. Paten diterima 28 Januari 1911.
Wlaupun, sekarang pemantik gas lebih banyak digunakan di dunia, namun korek api dari bahan sulfur masih digunakan. Sekarang saja, perusahaan korek api Diamond memproduksi lebih dari 12 triliun korek api pertahun. Dan diperkirakan, sekitar 500 trilyun korek api diproduksi di Amerika setiap tahunnya.
Itu dia kisah panjang Sang Korek Api. Yups, semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Waloetz.com
0 komentar:
Posting Komentar