Setelah update artikel tentang seputar ramadhan beberapa hari yang lalu mengenai Sms Ramadhan dan Jadwal Puasa Ramadhan. Kali ini masih seputar ramadhan yaitu Puisi Rindu Menyambut Bulan Ramadhan
PERSIMPANGAN KITA
Ini persimpangan hujan
Dan sekali sekali takkan menangis
Ini persimpangan aku dan engkau menunggu reda
Menunggu bulan baru yang masih samar samar
Ini persimpangan
Dan hujan tak kunjung reda
Rinduku menjadi ampak-ampak yang lamat
Rinduku dingin yang masuk ke dalam paru-paru
Ini persimpangan
Tempatku dan engkau menyepi sendiri
Di bawah gubuk
Menanti reda, menanti adzan maghrib
Dari sayup semayup senja kala
Ini persimpangan
Gubuk bambu berdecit menyebut asma angin
Aku dan engkau
Duduk berdua menunggu bulan baru
Ini persimpangan hujan
Dan sekali sekali takkan menangis
Ini persimpangan aku dan engkau menunggu reda
Menunggu bulan baru yang masih samar samar
Ini persimpangan
Dan hujan tak kunjung reda
Rinduku menjadi ampak-ampak yang lamat
Rinduku dingin yang masuk ke dalam paru-paru
Ini persimpangan
Tempatku dan engkau menyepi sendiri
Di bawah gubuk
Menanti reda, menanti adzan maghrib
Dari sayup semayup senja kala
Ini persimpangan
Gubuk bambu berdecit menyebut asma angin
Aku dan engkau
Duduk berdua menunggu bulan baru
TUDUNG HUJAN
Ini hari-hari penghabisan kemarau manusia
Ini hari-hari hijrah mega mega
Manusia-manusiaku tlah nantikan
Manusia-manusiaku lelah berjilat-berlelehan
Malam-malam tlah dipeluki embun hangat
Malam-malam hampir habis bulan terlihat
Sudah terlalu lama kami menanti peraduan
Untuk meminum air hujan
Dan kami juga jiwa
Kelaparan sepanjang tahun dicekik dosa
Dan kami juga raga
Terpanggang jadi belulang tanpa harga
Tudungilah, hujan!
Tudungilah kami yang kesakitan!
Kami rakus sebelas bulan!
Kami sesap darah bumi hingga penghabisan!
Kami ingin bakar busuk bau darah!
Kami ingin bakar amis bau nanah!
Tudungilah kami, hujan! tudungilah kami!
Guyurkan air pada dosa dosa kami tanpa tepi!
Basuh!
Basuh kami hingga kembali menjadi manusia utuh!
Ini hari-hari penghabisan kemarau manusia
Ini hari-hari hijrah mega mega
Manusia-manusiaku tlah nantikan
Manusia-manusiaku lelah berjilat-berlelehan
Malam-malam tlah dipeluki embun hangat
Malam-malam hampir habis bulan terlihat
Sudah terlalu lama kami menanti peraduan
Untuk meminum air hujan
Dan kami juga jiwa
Kelaparan sepanjang tahun dicekik dosa
Dan kami juga raga
Terpanggang jadi belulang tanpa harga
Tudungilah, hujan!
Tudungilah kami yang kesakitan!
Kami rakus sebelas bulan!
Kami sesap darah bumi hingga penghabisan!
Kami ingin bakar busuk bau darah!
Kami ingin bakar amis bau nanah!
Tudungilah kami, hujan! tudungilah kami!
Guyurkan air pada dosa dosa kami tanpa tepi!
Basuh!
Basuh kami hingga kembali menjadi manusia utuh!
Penulis adalah santri di PP Roudlatut Tholabah Genteng, Banyuwangi
Baca Juga Kumpulan Puisi Cinta dan Puisi Rindu
0 komentar:
Posting Komentar