Puisi Rindu Menyambut Bulan Ramadhan

1 Agustus 2012

Setelah update artikel tentang seputar ramadhan beberapa hari yang lalu mengenai Sms Ramadhan dan Jadwal Puasa Ramadhan. Kali ini masih seputar ramadhan yaitu Puisi Rindu Menyambut Bulan Ramadhan

puisi rindu


PERSIMPANGAN KITA
Ini persimpangan hujan

Dan sekali sekali takkan menangis

Ini persimpangan aku dan engkau menunggu reda

Menunggu bulan baru yang masih samar samar



Ini persimpangan

Dan hujan tak kunjung reda

Rinduku menjadi ampak-ampak yang lamat

Rinduku dingin yang masuk ke dalam paru-paru



Ini persimpangan

Tempatku dan engkau menyepi sendiri

Di bawah gubuk

Menanti reda, menanti adzan maghrib

Dari sayup semayup senja kala



Ini persimpangan

Gubuk bambu berdecit menyebut asma angin

Aku dan engkau

Duduk berdua menunggu bulan baru



TUDUNG HUJAN
Ini hari-hari penghabisan kemarau manusia

Ini hari-hari hijrah mega mega



Manusia-manusiaku tlah nantikan

Manusia-manusiaku lelah berjilat-berlelehan



Malam-malam tlah dipeluki embun hangat

Malam-malam hampir habis bulan terlihat



Sudah terlalu lama kami menanti peraduan

Untuk meminum air hujan



Dan kami juga jiwa

Kelaparan sepanjang tahun dicekik dosa



Dan kami juga raga

Terpanggang jadi belulang tanpa harga



Tudungilah, hujan!

Tudungilah kami yang kesakitan!



Kami rakus sebelas bulan!

Kami sesap darah bumi hingga penghabisan!



Kami ingin bakar busuk bau darah!

Kami ingin bakar amis bau nanah!



Tudungilah kami, hujan! tudungilah kami!

Guyurkan air pada dosa dosa kami tanpa tepi!



Basuh!

Basuh kami hingga kembali menjadi manusia utuh!

Penulis adalah santri di PP Roudlatut Tholabah Genteng, Banyuwangi


0 komentar:

Posting Komentar

 
banner